Home » » UANG : DIPAKAI DI SELURUH DUNIA

UANG : DIPAKAI DI SELURUH DUNIA

Written By Unknown on Minggu, 20 September 2015 | 10.07


fendifinance.com - Mata uang global adalah alat perantara tukar menukar yang berlaku atau diterima di antara negara-negara di dunia. Mata uang ini disebut matauang keras (hard currency). Sampai dengan beberapa puluh tahun lalu matauang global yang utama adalah emas. Tetapi sekarang emas telah dilucuti perannya sebagai alat tukar. Emas telah digantikan dengan uang fiat dari negara-negara yang terkuat ekonominya seperti : Dolar (Amerika Serikat), Euro (Uni Eropa), Poundsterling (Inggris), Yen (Jepang), Franc (Swiss), Dolar (Australia).

Dan di antara matauang keras tersebut yang paling dominan adalah Dolar Amerika. Matauang terkuat adalah matauang yang mempunyai akses langsung kepada pasar barang dan jasa yang paling besar di dunia, yaitu Amerika Serikat, negara dengan PDB yang terbesar. Dan walaupun Uni Eropa memiliki PDB yang hampir menyamai Amerika Serikat, jumlah penduduknya jauh lebih banyak, sehingga dengan demikian Dolar Amerika tetap merupakan matauang yang terkuat dan dipakai paling luas di dunia.

Dengan menjadi matauang yang mempunyai akses langsung ke pasar terbesar, maka Dolar juga menjadi matauang global yang mempunyai akses terhadap pasar dunia. Artinya dolar laku untuk membeli barang dan jasa dimanapun di seluruh muka bumi ini, termasuk di negara-negara musuh Amerika Serikat. Dan karena hampir semua transaksi antar negara menggunakan dolar maka sekarang ini praktis Dolar Amerika menjadi matauang dunia. Dengan demikian matauang dolar menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh semua negara di dunia supaya mereka dapat berdagang dengan negara lain.

Dengan mempunyai matauang semacam ini, yang sangat likuid, yang mempunyai akses seluruh dunia, tidak heran jika masyarakat Amerika menjadi boros. Mereka dapat mencetak uang berapapun tanpa terlalu kuatir akan terjadi inflasi terhadap dolar karena penambahan dolar tidak hanya ditopang oleh kekuatan ekonomi Amerika Serikat saja tetapi juga oleh kekuatan semua negara di dunia. Demikianlah mereka dapat terus menciptakan defisit perdagangan dan pembayaran dengan semua negara lain untuk memenuhi segala keinginan mereka akan barang dan jasa dari seluruh dunia. Siapapun yang memegang banyak uang tunai akan ‘gatal’ tangannya untuk membelanjakannya.

Dan pada gilirannya sifat konsumtif ini justru digunakan untuk menggerakkan roda ekonomi negara-negara di dunia. Terutama negara-negara yang memiliki porsi ekspor yang besar dari PDB mereka, seperti Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok. Mereka terus meningkatkan PDB mereka dengan memperbesar ekspor, dan dengan demikian menciptakan akumulasi surplus perdagangan dengan Amerika Serikat.

Negara-negara dunia menyimpan sebagian tabungan atau kekayaan mereka dalam matauang global, yang disebut devisa, dan porsi yang terbanyak dalam devisa mereka adalah dalam denominasi Dolar Amerika. Devisa ini mereka peroleh dari hasil surplus neraca pembayaran yaitu surplus neraca perdagangan dan aliran investasi dengan negara-negara lain di dunia. Dan karena Amerika Serikat sendiri tidak mempunyai simpanan devisa matauang asing maka boleh dikatakan total cadangan devisa dunia yang berjumlah triliunan dolar itu merupakan akumulasi defisit neraca pembayaran Amerika Serikat terhadap sisa dunia.

Dan apa yang akan terjadi jika Dolar tidak lagi menjadi matauang dunia? Maka dolar akan inflasi, karena ia tidak lagi ditopang oleh semua kekuatan ekonomi dunia lagi, tetapi hanya ditopang oleh kekuatan ekonominya sendiri. Dolar yang beredar di seluruh dunia sekarang jumlahya sangat besar dan pasti ekonomi Amerika Serikat sendiri tidak sanggup untuk menopangnya.

Memang sekarang ada usaha-usaha dari berbagai negara untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar. Misalnya perjanjianBilateral Swap Agreement (BSA) antara Indonesia dengan Tiongkok dan negara-negara lain akan mengurangi jumlah kebutuhan dolar untuk bertransaksi di antara kita dengan negara-negara tersebut. Dengan BSA maka Indonesia akan menukarkan sejumlah rupiahnya dengan, misalnya sejumlah Yuan, milik Tiongkok. Dengan demikian manakala pengusaha dari Indonesia hendak mengimpor barang dari Tiongkok maka ia tidak usah menukarkan rupiahnya dengan Dolar terlebih dahulu, melainkan dengan Yuan yang bisa diterima langsung oleh mitranya di Tiongkok. Demikian sebaliknya importir Tiongkok tidak usah menukarkan Yuan-nya dengan Dolar lebih dahulu tetapi langsung dengan rupiah supaya ia dapat membeli barang Indonesia.

Tetapi walaupun kebutuhan dunia akan matauang dolar bisa dikurangi, karena kedudukan dolar sebagai matauang dunia diperoleh melalui kekuatan ekonomi Amerika Serikat maka selama mereka masih merupakan kekuatan ekonomi terbesar, Dolar akan tetap merupakan matauang dunia. Dan nampaknya kedudukan Amerika Serikat ini masih akan sulit digeser oleh negara manapun.

sumber : kompasiana

0 komentar:

Posting Komentar

PUSTAKA

----->>> CARI DISINI

FOLLOW Fendi Finance